Hidup Berkelanjutan bersama Chicco Jerikho

Artikel ini awalnya diterbitkan pada Maret 2020 di 247 COTTONINK Magazine

 

Banyak dari kita mengenalnya sebagai Ben dari Filosofi Kopi, sebuah film adaptasi dari buku karangan Dewi ‘Dee’ Lestari. Sedikit yang mengetahui kalau dia juga memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan dan mencoba untuk melestarikannya bagi masa depan anak dan cucunya. Untuk hal ini, Chicco Jerikho telah mencoba untuk menerapkan kehidupan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan tidak hanya pada kesehariannya tapi juga pada kedai kopi yang dimilikinnya. Ketahui lebih banyak tentang bagaimana dia berakhir menjadi seorang aktor dan kehidupan yang berkelanjutan yang dijalankannya dengan membaca artikel ini.

 

Hai Chicco! Sedang sibuk apa sekarang?

Saat ini sedang mempersiapkan sebuah film. Sekarang berada di tahap pengembangan cerita untuk film ketiga Filosofi Kopi. Saya juga memproduseri film ini yang diharapkan akan rilis pada Oktober tahun ini.

 

Boleh ceritakan tentang awal karier Chicco dan apa yang membuat Chicco memutuskan untuk menjadi seorang aktor?

Saya menemukan passion untuk berakting. Dimulai dengan peran di FTV, lalu sekolah akting karena untuk aaya, memoles bakat akting tidak cukup hanya dengan bermain di FTV. Saya perlu mencoba hal lain di luar zona nyaman. Saya perlu mencoba bermain di teater dan menjadi bagian dari sebuah film. Di sanalah saya bisa menjelajahi akting lebih jauh.

 

Memainkan peran di sebuah film selalu menjadi satu perjalanan untuk saya. Karena kapanpun saya mempersiapkan sebuah peran, saya selalu berakhir dengan sesuatu, sebuah pelajaran. Dan saya tidak pernah mendapatkan proses seperti itu di mana pun selain lewat bermain film.

 

Bagaimana awal keterlibatan Chicco dalam film Filosofi Kopi?

Saya bekerja dengan Angga [Dwimas Sasongko] untuk film pertama saya di 2014, Cahaya dari Timur. Dia adalah penggemar berat Dewi Lestari. Saat itu kami mengobrol tentang ketertarikannya mengadaptasi buku Filosofi Kopi menjadi film. Dia tanya apakah saya tertarik untuk bergabung dengannya dan meminta saya membaca ceritanya terlebih dahulu. Setelah selesai, saya tahu kalau ini bisa jadi sesuatu.

 

Awalnya Filosofi Kopi dibuat bukan hanya sebagai sebuah film tapi juga wadah untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Filosofi Kopi adalah gerakan; film pertama menceritakan tentang kehidupan barista, yang kedua menceritakan tentang bertambahnya keberadaan kedai kopi dan bagaimana menyeimbangkannya dengan hulu dan hilirnya, dan di film ketiga yang akan datang kami akan membawa sesuatu yang lebih luas seperti apa yang terjadi di dunia perkopian. Sedikit bocoran untuk film ketiga, tema utamanya nanti adalah tentang konflik perkebunan. Sejauh ini terasa menyanangkan.

 

Siapa panutan Chicco dalam berakting?

Dulu saya mengagumi Al Pacino setelah menonton Scarface dan The Godfather. Sewaktu SMA, saya menyebut diri sebagai Al Pachicco.

 

Sekarang saya mengagumi Joaquin Phoenix. Saya menonton film-filmnya dan menyaksikan transformasinya pada beberapa film tersebut. Satu film yang menurut saya paling menarik adalah Walk the Line di mana dia memainkan Johnny Cash. Johnny Cash adalah idola saya dan saya melihat sedetil apa gerak-geriknya di film itu. Tidak hanya itu tapi mimiknya juga sangat natural dan emosi yang diantarkan ke penonton sungguh luar biasa. Membuat penonton seakan bisa ikut merasakan atmosfer dari setiap adegan di film tersebut. 

 

Saya juga mengagumi Didi Petet, kebetulan dia juga guru saya. Seorang guru yang tidak pernah menggurui murid-muridnya.

 

Apa makna gaya hidup berkelanjutan bagi Chicco?

Mengadopsi gaya hidup ini terlihat sulit dan rumit. Tapi ketika kita coba menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, jadinya tidak sesulit itu dan pastinya akan menjadi sebuah kebiasaan. Jika kita menyesuaikan diri pada kehidupan yang berkelanjutan sekarang, itu berarti kita peduli akan kehidupan pada generasi berikutnya. 

 

Sejauh ini apa yang sudah Chicco lakukan dalam menjalani kehidupan yang berkelanjutan?

Saya tidak akan bilang kalau sudah secara penuh menjalani kehidupan ini, tapi sekarang sedang menuju ke sana. Dan ini sudah coba diterapkan di kedai kopi saya sebagai contoh. Sekarang ini masih sulit, ya, untuk mengganti cup dengan pilihan yang ramah lingkungan. Cup non-plastik untuk minuman dingin masih cukup sulit dicari. Saya perlu cup dengan bahan lain seperti karton yang cukup tahan lama untuk mengganti yang berbahan plastik. Mencari plastik yang bisa didaur ulang juga hampir tidak mungkin. Ada yang bilang kita bisa menggunakan cup berbahan limbah jagung, tapi saya masih belum yakin kalau itu benar-benar sesuai dengan yang diharapkan. Jadi seperti yang tadi dibilang, saya masih mencoba untuk melakukan perubahan di sini-sana dan semoga saja bisa sukses.

 

Opsi lain adalah kalian bisa mengembalikan cup plastik dan biarkan kami yang melakukan proses daur ulangnya. Kita semua tahu kalau saat ini plastik adalah isu terbesar. Kalian bisa juga membawa tumbler sendiri ke kedai kami. Kalau kalian melakukan ini, kedai Filosofi Kopi mungkin akan memberi sesuatu yang spesial; seperti memberikan harga khusus atau gratis isi ulang.

 

Isu apa yang menjadi perhatian Chicco?

Keseimbangan ekosistem karena meningkatnya populasi manusia adalah isu yang saat ini menjadi perhatian saya. Sebagai manusia, kita perlu menyadari kalau kita tidak hidup sendirian di planet ini. Menurut saya, kita perlu memperhatikan keberadaan flora dan fauna di bumi karena mereka juga punya hak untuk hidup di sini. Jangan biarkan keserakahan menghalangi untuk hidup berdampingan dengan alam. Sekarang adalah waktunya mulai berbagi ruang dengan mereka; kampanye binatang bukan hama contohnya.

 

Jika berkesempatan menyampaikan opini di forum global tentang lingkungan dan kehidupan berkelanjutan, apa yang akan Chicco katakan?

Semuanya dimulai dari diri sendiri. Saya akan berkaca pada bagaimana saya mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan.

 

Apakah Chicco punya pesan untuk para anak muda supaya sadar akan keberlangsungan lingkungan tempat mereka hidup di bumi?

Saya pikir anak-anak jaman sekarang sudah mulai lebih peduli tentang lingkungan mereka karena saat ini kehidupan yang lebih hijau sudah dipraktikan secara luas. Saya tidak mau memberikan terlalu banyak pesan karena tidak mau terkesan menggurui mereka. Harapannya kita bisa lebih menyadari akan apa yang terjadi di sekitar kita.

 

Apa selanjutnya dari Chicco Jerikho?

Saya akan membuka lebih banyak kedai kopi! Yang terdekat dari sekarang akan ada di Makassar dan itu menjadi kedai keempat Filosofi Kopi.