Berbincang Musik bersama Stephanie Poetri

Artikel ini awalnya diterbitkan pada Juli 2019 di 247 COTTONINK Magazine.

 

Kita semua tahu kalau industri musik Indonesia saat ini sedang berevolusi. Keberadaannya menjadi menarik dan memiliki banyak kemungkinan dengan pertumbuhan pendatang baru yang meningkat, termasuk bintang sampul kita, Stephanie Poetri. Orang-orang mungkin mengenalnya sebagai putri bungsu dari Titi DJ. Tapi jika sedikit melupakan ibunya yang seorang diva, Stephanie adalah seorang keajaiban pop yang sedang mengembangkan dirinya dengan memiliki lebih dari enam juta pendengar streaming.

 

Dalam dua bulan terakhir, perempuan Taurus ini sudah merilis dua trek yang diproduksinya sendiri, “Appreciate” dan satu yang bikin ketagihan “I Love You 3000”, yang terinspirasi dari Avengers: EndgameSingle debutnya mencampur musik pop dengan sedikit ketukan elektronik, sementara single kedua lebih bercitarasa akustik.

 

Kami duduk dengan perempuan keren yang ceria ini untuk membicarakan musiknya, keluarganya yang sangat musikal, dan bermain game online untuk melepaskan hasrat kompetitifnya.

 

Boleh berikan sedikit perkenalan?

Hai, aku Stephanie Poetri. Disebutnya seperti menyebut “poetry” bukan “putri” supaya terdengar lebih keren. Aku setengah Indonesia dan Amerika, tapi tumbuh besar di sini membuat saya mengidentifikasian sebagai orang Indonesia terlepas hidung yang mancung.

 

Stephanie baru saja merilis dua single, “Appreciate” dan “I Love You 3000”, dalam dua bulan terakhir. Bisakah ceritakan sedikit tentang itu?

Pembuatan single pertama, “Appreciate”, sangatlah direncanakan dengan baik. Aku mencari produser muik dan memiliki sutradara untuk video musiknya. Pokoknya ini adalah proyek yang lebih serius. Sementara “I Love You 3000” hadir dengan tiba-tiba. Jadi aku sedang melakukan sesi tanya jawab di Instagram dan iseng bertanya, “Coba kirim phrase apapun, nanti aku buat jadi lagu!”. Sesi tanta jawab tersebut terjadi nggak lama setelah Avengers: Endgame rilis, jadi ada banyak yang minta aku mencoba frase “I Love You 3000”. Lalu aku membuat sebuah chorus yang sangat pendek dan semua orang bilang, “Ya ampun, bisa nggak bikin ini jadi lagu sungguhan?”. Lalu aku setuju dengan ide itu. 

 

Awalnya aku hanya ingin membagikan lagu ini di Instagram. Tapi ketika aku tunjukkan ke ibuku, dia bilang ini bagus dan memintaku untuk menjadikannya single. Tapi sejujurnya, produksi lagu tersebut tidak direncanakan seperti “Appreciate”. Aku memproduksi “I Love You 3000” sendiri dengan bantuan teman, Austin Ong. Jadi semuanya memang terasa DIY sekali. Dan, iya, judulnya terinspirasi oleh frase dari Endgame. Tapi lagunya sendiri nggak berkaitan. Hanya ditambahkan sedikit dari film di baris pembuka yaitu, “I see you standing there in your Hulk outerwear.”

 

Apa alasan Stephanie membuat “Appreciate” dalam dua bahasa?

Awalnya lagu tersebut ditulis dalam bahasa Inggris karena aku berpikir dengan bahasa itu. Sekarang, ketika berbicara bahasa Indonesia, rasanya seperti menerjemahkannya langsung di kepalaku. Tapi lagu itu ditulis dalam bahasa Inggris lalu ibuku mendorong untuk membuat versi dalam bahasa Indonesia. Iseng aja, dan supaya orang-orang tahu saya bicara dua bahasa.

 

Bagaimana mendeskripsikan musik Stephanie dalam tiga kata?

Musikku sesungguhnya adalah EDM. Tapi itu cuma satu kata! Hahaha. Elektronik bertemu organik. Jadi meskipun terdengar elektronik, akan selalu ada suara organik seperti gitar atau piano atau gamelan. Aku suka sekali suara gamelan.

 

Bagaimana rasanya datang dari keluarga musisi?

Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan memiliki orangtua seorang pebisnis karena ibuku tidak pernah memaksakan idealismenya ke aku. Tapi memiliki orangtua musisi membantu karena ketika memutuskan untuk menjadi musisi juga, dia tahu banyak hal. Khususnya terkait industri musik di Indonesia. Dia punya banyak masukan untuk membantuku. Tapi itu hampir mirip dengan pengalaman semua orang. Jika orangtua kalian seorang pengacara dan kalian memilih menjadi pengacara juga, mereka akan membantu kalian dalam memulai karier.

 

Bagaimana seorang Titi DJ memengaruhi selera musik Stephanie?

Tidak banyak. Dia selalu terbuka dengan membiarkan aku menggali selera sendiri. Tapi karena selera musikku agak pop, dia sering mengenalkan musik baru ke aku. Aku sendiri cenderung mendengarkan musik Barat. Bukannya tidak suka dengan musik Indonesia, tapi setiap membuka daftar putar dari platform musik digital, mereka pasti selalu berisi lagu dalam bahasa Inggris. Jadi ibuku benar-benar mengenalkan lagu-lagu Indonesia yang mungkin belum pernah aku dengar.

 

Kapan kamu tahu kalau ingin jadi musisi?

Sepertinya sejak kecil aku sudah suka menyanyi dan bermusik. Tapi berpikir kalau ini bisa menjadi sesuatu adalah ketika aku mulai menulis lagu. Tadinya aku pikir menjadi penyanyi hanya bernyanyi saja. Lalu ketika aku mulai menulis lirik sendiri, di situlah aku merasa bisa menjadi kreatif juga. 

 

Aku selalu menyukai seni dan creating things. Jadi pikiran kalau aku bisa menciptakan sesuatu dan juga bernyanyi di waktu bersamaan adalah hal terbaik! Kayaknya ide untuk menjadi musisi muncul ketika aku masih SMA. Aku mengambil kelas seni kreatif, tapi saat itu aku mulai rindu bermusik. Jadi aku membuat musik di waktu luang. Dan ketika lulus baru menyadari kalau aku ingin menjadi penyanyi!

 

Stephanie punya video yang membicarakan Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG). Apakah kamu tertarik dengan game tersebut?

Aku seorang e-girl dan suka sekali bermain game! Mungkin karena kakakku suka main game dan aku meniru apa yang dia lakukan⁠—seperti waktu kalian masih kecil dan suka meniru apa pun yang dilakukan saudara kalian. Seiring bertumbuh, aku mulai sangat menyukai games. Sebagian besar karena aku adalah orang yang sangat kompetitif!

Rasanya menyebalkan karena ketika masih sekolah aku melakukan olahraga dan kompetisi lain lalu ketika lulus, aku nggak lagi melakukan hal-hal tersebut. Tidak ada lagi bermain dengan tim. Jadi aku tuangkan semangat kompetitif itu dari bermain game, khususnya PUBG. 

 

Adakah kemampuan yang ingin Stephanie jelajahi lebih jauh?

Seni. Aku dulunya sangat suka design grafis dan animasi dan saat ini sedang coba menyelami lebih dalam ke hal tersebut. Jadi di kemudian hari video musikku akan ada animasi yang aku buat sendiri. Aku bahkan mengedit semua video musikku sendiri dan sangat ingin mengerjakan design sampul di kemudian hari supaya seluruh karirku berpusat pada DIY.

 

Apa yang Stephanie tunggu saat ini?

Aku merasa bersyukur dengan sebaik apa lagu “I Love You 3000” diterima. Lagu ini diterima oleh semua orang⁠—fans Marvel, fans K-Popmenyenangkan sekali. Aku sangat menunggu penerimaan orang-orang pada lagu selanjutnya. Semoga mereka akan menyukainya karena aku menantikan proses kreatif dan feedback dari orang-orang.

 

Kapan lagu berikutnya akan muncul?

Aku benar-benar nggak tahu. Hahaha. Semuanya tergantung pikiranku. Kalau aku merasa kreatif, maka nantinya akan ada sebuah lagu. Kalau enggak, kita harus nunggu.